Kamis, 27 Oktober 2016

cara menghitung volume sloof beton bertulang



sloof merupakan elemen struktur pada rumah yang terletak di bawah lantai 1 atau di atas pondasi berupa beton bertulang. Sebagai seorang engineer diwajibkan untuk mengetahui cara menghitung kebutuhan semen pada beton bertulang. Beton bertulang tersusun oleh material semen pasir kerikil dan besi beton. Pada artikel sebelumnya sudah dibahas bagaimana cara menghitung kebutuhan material pada pondasi batu kali. Setelah anda membuat pondasi rumah langkah selanjutnya dalam membangun rumaha adalah membuat sloof beton bertulang. Tentu sebelum membuat anda harus menghitung terlebih dahulu berapa volume material yang dibutuhkan untuk membuat sloof tersebut. Perhitungan kebutuhan menjadi hal yang sangat penting karena anda dapat mempersiapkan biaya maupun alat jauh-jauh hari sebelum pelaksanaannya. 
Ukuran sloof pada rumah tinggal 1 lantai berkisar 15 cm x 25 cm. Besi beton yang digunakan biasanya adalah P12 atau D10 untuk tulangan utama dan P8 atau P10 pada sengkangnya. Setelah kita tahu material apa saja yang dibutuhkan untuk membuat beton maka kita harus menghitung jumlah atau volumenya. Yang perlu menjadi catatan adalah perbandingan semen:pasir:kerikil yang biasa dilakukan oleh tukang adalah perbandingan volume dengan 1 PC : 2 PS : 3 Kr. Perbandingan tersebut setara dengan kuat tekan beton K125 atau 9,5 Mpa.
Menghitung volume sloof

Kebutuhan Semen pada beton bertulang 
Semen merupakan zat utama pembentuk beton sehingga campuran air, kerikil, dan pasir bisa mengeras dan digunakan untuk struktur bangunan. Semen dipasaran atau toko bangunan biasanya 1 zak sama dengan 50 kg. Cara menghitung kebutuhan semen kita lakukan terhadap satuan kilogram kemudian dikonversi menjadi jumlah zak.
Sebagai contoh panjang sloof adalah 6 meter. Ukuran penampangnya adalah lebar 15 cm dan tinggi 20 cm. Campuran beton dengan perbandingan  1 PC : 2 PS : 3 Kr. Pertama yang perlu dihitung adalah volume beton. 
volume = 6 x 0.15 x 0.2 = 0.18 m3
kebutuhan semen dengan campuran K125 dalam 1 m3 = 276 kg sesuai dengan SNI 2008.
Kebutuhan semen pada sloof = 276 x 0.18 = 49.68 kg.

Kebutuhan Pasir pada beton bertulang
Pasir merupakan agregat halus yang digunakan sebagai komposisi filler pada beton yang dapat menyumbang kuat tekan beton yang cukup besar. Biasanya pasir di pasaran dalam bentuk satuan kubik.
volume = 6 x 0.15 x 0.2 = 0.18 m3
kebutuhan pasir dengan campuran K125 dalam 1 m3 = 828 kg sesuai dengan SNI 2008.
Kebutuhan pasir pada sloof = 828 x 0.18 = 149,4 kg
berat jenis pasir = 1400 kg/m3 maka apabila dikonversi ke m3 menjadi 149,4/1400 = 0.1 m3

Kebutuhan Kerikil pada beton bertulang
kerikil merupakan agregat kasar yang digunakan sebagai campuran pokok beton yang dapat menyumbang kuat tekan beton yang cukup besar. Biasanya kerikil di pasaran dalam bentuk satuan kubik. Ukuran kerikil antara 20 mm sampai 30 mm.
volume = 6 x 0.15 x 0.2 = 0.18 m3
kebutuhan kerikil dengan campuran K125 dalam 1 m3 = 1012 kg sesuai dengan SNI 2008.
Kebutuhan kerikil pada sloof = 1012 x 0.18 = 182 kg
berat jenis kerikil = 1350 kg/m3 maka apabila dikonversi ke m3 menjadi 182/1350 = 0.13 m3

Setelah anda dapat menghitung volume kebutuhan pasir, semen, dan kerikil pada sloof. Pada artikel selanjutnya yang berjudul menghitung tulangan pada beton bertulang dengan excel akan dijelaskan perhitungan kebutuhan besi betonnya. semoga bermanfaat
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar